Dalam peluncuran model terakhir seri RX, Bonar Pakpahan, Product Planner PT Mazda Motor Indonesia (MMI) menjelaskan secara singkat mengenai sejarah mesin rotary kebanggaan produsen mobil asal Jepang tersebut. Teknologi mesin rotary yang mendorong performa mobil sport seri RX awalnya muncul sebagai hasil kerja sama antara NSU/Wankel dengan Mazda. Pada bulan Mei 1967, Mazda meluncurkan mobil sport dua kursi dengan mesin rotary pertamanya yang diberi nama Cosmo Sports.
Seiring berjalannya waktu, Mazda terus mengembangkan teknologi ini dan membenamkannya dalam rangkaian mobil seri RX, seperti RX-2 Capella (1970), Savanna RX-7 (1978), dan All New Mazda Savanna RX-7 (1985). Namun, pencapaian teknologi mesin rotary dalam dunia motorsport baru diraih oleh Mazda melalui mobil 787B yang memenangkan lomba Le Mans 24 jam. Hingga saat ini, 787B masih memegang rekor sebagai mobil balap bermesin rotary tercepat.
Pada bulan Desember 1991, Mazda memperkenalkan All New Mazda RX-7 (Anfini) dan lebih dari satu dekade kemudian meluncurkan All New Mazda RX-8 (April 2003). Tidak lama setelahnya, tepatnya pada bulan Juni 2003, Mazda mengumumkan varian RX-8 yang menggunakna mesin rotary RENESIS dan memenangkan penghargaan International Engine of the Year. Kesuksesan tersebut dilanjutkan dengan peluncuran Mazda RX-8 facelift pada bulan Maret 2008.
Apakah dengan pengumuman rencana penghentian produksi seri RX oleh Mazda Motor Corporation di bulan Juni mendatang menandakan akhir hidup dari mesin rotary? Presiden dan CEO Mazda Motor Corporation, Takashi Yamanouchi, mengatakan bahwa mesin rotary akan terus dikembangkan. Walaupun Mazda RX-8 Spirit R menjadi mobil seri RX terakhir, bukan berarti teknologi mesin rotary Mazda akan segera "dikuburkan".
Pihak MMI mengatakan bahwa tahun ini Mazda menargetkan penjualan sebanyak 12 ribu unit. Keizo Okue, Presiden Direktur MMI, memaparkan target penjualan Mazda RX-8 Spirit R mencapai lima unit per bulan. Selain itu, MMI juga akan meluncurkan dua model mobil lainnya di tahun ini.
|
