| 
 Teknologi memang   diciptakan dengan satu tujuan utama, untuk membuat semua aspek kehidupan   manusia bergerak lebih efektif dan efisien, atau dengan kata lain: lebih   mudah. Namun nyatanya, ketergantungan manusia pada teknologi justru   menimbulkan potensi lain yang berbahaya, salah satunya adalah tindak   penipuan. Untuk urusan yang satu ini, selama dua tahun terakhir ini, dunia   memang harus diakui telah terperdaya dengan "teknologi" tipuan yang pantas   dikategorikan sebagai kebohongan terbesar dekade ini. Benar sekali, kita   sedang membicarakan gelang "luar biasa": Power Balance yang sempat menjadi   tren. 
 Hampir   sebagian besar dari kita tentu mengenal gelang yang satu ini. Dengan hologram   berkilau yang ada pada dirinya, produk ini diklaim mampu membuat penggunanya   lebih gesit, fleksibel, dan seimbang. Dengan menggunakan banyak tokoh publik   ternama di bidang olahraga, Power Balance perlahan namun pasti mulai   "menakhlukkan" dunia, termasuk di Indonesia. Namun apa yang terjadi?   Penelitian yang ada membuktikan bahwa gelang yang satu ini hanyalah   sebuah produk penipuan yang sama sekali tidak memberikan khasiat apapun.
 
 Sederhananya? Sebuah gelang karet biasa yang dijual dengan harga sekitar USD 30 atau Rp 300.000,-   di kala itu. Dunia pun berang dan Power Balance kian mundur.
Dengan   ditariknya sebagian besar produk yang berada di pasaran, nama Power Balance   seperti tenggelam begitu saja. Jadi, apa kabar gelang yang satu ini? Setelah   sempat mengumpulkan keuntungan hingga USD 50 juta di akhir tahun 2010, Power   Balance mengalami pukulan telak selama penjualan di tahun 2011 silam. Data   terakhir menunjukkan bahwa mereka hanya mampu mengumpulkan keuntungan USD 20 juta di Oktober 2011.   Dengan penurunan yang begitu drastis ini, perusahaan ini akhirnyan menyatakan   diri bangkrut   dan terbuka untuk penawaran. Percaya atau tidak, sebuah perusahaan besar dari   China – Contec Corp
   memutuskan untuk mengakuisisinya dengan harga hanya USD 8 juta.
 
   Walaupun   informasi tentang gelang yang satu ini telah menyebar luas di seluruh dunia,   namun masyarakat yang tinggal di negara dengan sensor yang  ketat   kemungkinan besar bahkan tidak pernah mendengar tentang Power Balance sama   sekali, termasuk China.   Oleh karena itu, tidak mengherankan jika perusahaan China berniat untuk   memboyong produk yang satu ini ke daratan mereka. Dengan informasi yang minim   dan kepercayaan yang kental akan pengobatan alternatif, masyarakat China tumbuh menjadi "pasar   potensial" bagi kelahiran kembali produk yang satu ini.
 Secara   legal, keputusan akuisisi ini sendiri sudah disahkan olen Badan Kebangkrutan   di Santa Ana, namun publik ternyata terus melawan. Salah satu pengacara yang   bergerak di bidang perlindungan konsumen – Fillippo Marchino menyatakan bahwa   keputusan ini tidak ubahnya melegalkan Power Balance untuk berpindah dan   menipu penduduk China dalam jumlah besar. Minimnya pengawasan konsumen di   negara tirai bambu tersebut juga akan membuat langkah ini semakin   "berbahaya". Pihak Power Balance sendiri membela diri dengan mengatakan bahwa   produk mereka akan masuk secara legal ke negara tersebut dan mematuhi semua   hukum dan ketentuan yang berlaku di sana.
 Bagaimana   dengan Anda sendiri? Apakah Anda masih sempat melihat gelang-gelang dengan   merk yang satu ini terikat jelas di tangan orang-orang yang Anda kenal?
 |