| 
 
 Walaupun   beberapa penelitian dengan jelas mendukung video game sebagai media yang   memberikan kontribusi positif, namun kontroversi yang meyakini efek yang   bertolak belakang terus bergulir hingga saat ini. Parahnya lagi, stereotipe   negatif ini juga menyebar di kalangan birokrat pemerintah yang punya andil   kuat untuk menentukan kebijakan sebuah negara. Setelah sempat mengajukan pajak   khusus bagi game-game yang "dinilai" kejam,   anggota kongres Amerika kini berulah lagi dengan menyudutkan video game   sebagai salah satu alasan perilaku agresif yang berkembang di negara   super-power tersebut. Sebuah wacana untuk menyamakan video game dengan rokok   pun dilontarkan.
 Dua   anggota Kongres Amerika, Joe   Baca dari Demokrat dan Frank   Wolf dari Republik mengajukan undang-undang baru yang   menuntut para developer untuk menempelkan label peringatan di setiap game   yang dirilis, selain game dengan rating EC (Early Childhood). Label-label ini   akan bertuliskan: "WARNING:   Exposure to violent video games has been linked to aggressive behavior",   yang intinya memperingatkan bahwa video game dapat memicu perilaku agresif.   Joe Baca beralasan bahwa publisher seringkali gagal memperingatkan orang tua   bahwa video game memiliki   konten dengan "potensi merusak". Untuk mendukung hal   tersebut, Wolf di sisi lain juga menyatakan bahwa penelitian sudah   membuktikan bahwa ada hubungan yang kuat antara kekejaman di game dan tingkat   laku yang ditunjukkan oleh para gamer. Oleh karena itu, mereka merasa bahwa   label ini dibutuhkan untuk mencegah hal-hal buruk di masa depan.
 
 
Your   Act SHALL NOT PASS! Mario said so! Industri   game tentu saja langsung bereaksi negatif tentang wacana yang satu ini. Para   publisher merasa sudah cukup terbuka untuk menjelaskan konten yang ada di   dalam setiap game yang mereka rilis lewat sistem rating yang deskriptif.   Selain itu, Baca dan Wolf juga terkesan mengesampingkan sejumlah penelitian   lain yang justru menghasilkan output yang positif, seperti kenyataan bahwa   video game menjadi sarana katarsis yang paling mumpuni untuk menyalurkan   agresivitas, bahkan dapat menjadi tempat belajar yang inovatif. Sebagian   besar dari kita tentu juga memahami dan mengerti bahwa argumentasi ini jauh   lebih masuk akal daripada "ketakutan paranoid" yang disampaikan Baca dan   Wolf.
 Wacana   untuk menjadikan video game sebagai kambing hitam dari semua masalah   kekerasan di Amerika Serikat memang bukan untuk pertama kalinya terjadi.   Namun, ironisnya, mereka seringkali terkesan menutup mata pada industri   multimedia lain seperti film dan musik, yang harus diakui, terkadang membawa   konten yang jauh lebih berbahaya dibandingkan sekedar video game. Jika memang   di masa depan, wacana ini berhasil lolos menjadi undang-undang, maka menjadi   sesuatu yang tidak adil jika film dan musik tidak mendapatkan perlakuan label   yang sama. Mereka juga harus mulai menempelkan label-label ini pada kedua   orang tua kita. Mengapa?
 Karena percaya atau tidak, psikologi membuktikan   bahwa agresivitas pada anak muda seringkali berakar dari orang tua. They are mostly the source of all   violence..
 
 |