| 
JAKARTA - Lonjakan   layanan non voice yang semakin meningkat akhir-akhir ini membuat operator   mesti mencari jalan untuk mengalihkan bisnisnya dari voice menjadi non voice,   dan dari sms menjadi non sms. Menurut lembaga riset Frost & Sullivan, pada 2009 layanan voice mencapai 67 persen,sedangkan non voice ada 33 persen. Persentase untuk voice menurun, pada 2010 menjadi 62 persen, dan pada 2011 jadi 60 persen. Sedangkan untuk non voice pada 2010 naik menjadi 38 persen, kemudian 2011 naik lagi menjadi 40 persen. Sedangkan untuk data service, dibagi menjadi sms dan non sms. Pada 2009 untuk sms ada 80 persen, 2010 naik menjadi 82 persen, kemudian pada 2011 turun menjadi 78 persen. Sedangkan untuk non sms pada 2009 ada 20 persen, 2010 turun jadi 18 persen, dan pada 2011 naik menjadi 78 persen. "Kita akan meihat peralihan dari voice ke data service," tandas Iwan Rachmat, Senior Consultant, ICT Practice, Frost & Sullivan, di Indonesia Telecom Outlook 2012, di Hotel Intercontinental, Rabu (15/2/2012). "Sejalan ini, market revenue yg digenerate oleh operator masih besar tapi semua pendapatan akan memiliki pertumbuhannya di sekitar 5-6 persen saja," tambahnya. Menurutnya, untuk voice dan sms secara volume masih besar tapi akan menurun. Meskipun sms masih digunakan untuk pesan-pesan urgent. Selain penggunaan data meningkat, operator masih harus coverage untuk perkembangan ini. Operator akan memikirkan tentang bagaimana menawarkan data service. Tantangan ke depannya lagi pun masih harus melakukan persiapan menuju LTE.  | 
 
 
 
 

 
